jelaskan mengenai keunikan iringan pada yogyakarta

Jika kita mendengarkan kata Yogyakarta, mungkin hal pertama yang terlintas di benak kita adalah kehidupan kraton yang dipimpin oleh seorang sultan. Hal ini karena kota ini sangat berkaitan erat dengan kehidupan kerajaan jaman dulu.

Meskipun arus modernisasi begitu deras, namun kota ini tetap memegang tradisi mereka dengan teguh. Hal ini bisa kita lihat dari banyak hal. Misalnya arsitektur atau gaya bangunan yang dipergunakan oleh masyarakat setempat.

Bisa anda lihat bahwa bangunan rumah di kota sultan tersebut masih cenderung kuno dan menggunakan gaya klasik, tidak seperti bangunan rumah di kota lain yang mulai mendapat pengaruh arsitektur barat ataupun timur.

Selain itu, kota ini juga dipimpin oleh seorang sultan. Mungkin sebagian besar dari anda merasa aneh, karena mengingat Negara Indonesia dipimpin oleh seorang presiden, jadi bagaimana dengan kota Yogyakarta ?

Apakah kota ini dipimpin oleh seorang presiden atau lebih cenderung ke sultannya ? Terlepas dari semua itu, kota ini memiliki banyak sekali keunikan dan ciri khas khusus. Selain kehidupan kraton yang melekat, kota ini juga merupakan pusat wisata para turis asing.

Banyak turis yang secara sengaja mengunjungi kota ini untuk menikmati berbagai hal, baik kulinernya, sampai keunikan iringan tari Yogyakarta. Kota ini memang sering melakukan pementasan seni, khususnya seni tari.

Berbeda dengan kota lain yang sudah mendapat pengaruh dari modernisasi, sehingga cenderung melupakan tari tradisional. Untuk lebih jelas mengenai keunikan iringan tari Yogyakarta, simaklah uraian yang akan disajikan berikut ini.

Tari tradisional srimpi

Untuk mempersempit ruang lingkup, mari kita ambil contoh tari srimpi yang cukup populer di Yogyakarta sendiri. Bagi masyarakat setempat, tari srimpi dianggap sebagai salah satu tarian yang sacral.

Hal ini karena pementasan tari srimpi biasanya dilaksanakan pada saat mengadakan ritual kenegaraan, misalnya ulang tahun dan peringatan naiknya seorang sultan. Seorang tokoh tari kreasi Indonesia, Wisnu Wardhana menyatakan bahwa tari srimpi ini identik dengan bilangan empat.

Mengapa ? Hal ini karena tarian ini biasanya ditarikan oleh 4 penari dan menurut falsafah Jawa, tarian ini berkaitan dengan 4 titik utama, yaitu utara, barat, timur, dan selatan. Kata srimpi sendiri berasal dari kata mimpi atau impi.

Jika anda penasaran mengapa tarian ini disebut mimpi, cobalah untuk melakukan tarian ini lebih dari 1 jam, maka anda bisa merasakan seolah-olah berada di alam mimpi. Menurut kamus tari dan Karawitan Jawa, kata srimpi berarti komposisi tari putri klasik gaya Surakarta dan Yogyakarta yang dibawakan oleh 4 penari putri yang memiliki perawakan yang sama.

Keunikan gerakan tari srimpi

Tarian ini tidak sama dengan tarian tradisional biasanya, karena tarian ini memiliki keunikan tersendiri yang terbagi ke dalam 3 bagian, yaitu sebagai berikut :

a.      Gerakan maju gawang

Gerakan ini dilakukan seperti jalan biasa menuju tempat pentas dengan menggunakan sikap lengan tertentu. Gerakan ini biasanya disebut sebagai kapang-kapang. Cara melakukan gerakan ini juga biasanya berbelok ke kanan atau kiri dan biasanya gerakan ini diakhiri dengan sikap duduk.

b.      Gerakan pokok

Dalam gerakan pokok ini, para penari akan menyajikan gerakan sesuai dengan tema yang telah ditentukan. Jika tarian ini bertemakan perang, maka akan ditampilkan dua tokoh yang melakukan adegan perang.

c.       Gerakan mundur gawang

Gerakan ini merupakan kebalikan dari gerakan maju gawang. Sama halnya dengan gerakan maju gawang, gerakan ini juga dilakukan dengan cara berjalan.

Iringan music

Selain memiliki keunikan iringan tari Yogyakarta, iringan music yang digunakan dalam mengiringi tarian ini juga tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Hal ini karena hubungan iringan music dengan penarinya sangatlah erat.

Selain sebagai pengiring dalam sebuah tarian, music juga berperan penting sebagai illustrator gerak dan pengisi suara. Pada umumnya, alat music yang digunakan untuk mengiringi tarian srimpi adalah gamelan Jawa.

Bagi masyarakat setempat, gamelan Jawa juga merupakan alat music yang sacral, bisa kita lihat dari pemainnya yang melepaskan sepatu terlebih dahulu sebelum memainkan alat music tersebut.